Saturday, June 29, 2013

Bagaimana Membuat Foto Bokeh yang Creamy


226227988_2ba6109df8.jpg
Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.
Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing. Dalam contoh foto cantik diatas (karya Sektor Dua), obyek utama muka model amatlah tajam, namun latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda lakukan:
  1. Pilih mode manual atau Aperture Priority – baca lebih jauh tentang mode operasi kamera
  2. Pilih setting aperture sebesar mungkin.
  3. Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya
  4. Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.
  5. screenshot-001.jpg
    Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.
  6. Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin.
  7. Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa)
Twitterer? ikuti update melalui twitter dengan menjadi follower Belajar Fotografi, @fotografiind.

Wednesday, June 26, 2013

6 Tips Memotret Wajah Dengan Karakteristik Khas

Kadangkala kita diminta memotret wajah teman atau kenalan yang memiliki karakteristik wajah yang khas (dalam pengertian kurang baik, misalnya: hidung yang pesek, pipi tembem, kupingnya gede dll) – karena tiada manusia yang sempurna.
Kita bisa mencoba beberapa teknik pemotretan tertentu agar teman tadi tetap kelihatan oke, teknik pemotretan ini bertujuan mengurangi “efek negatif” dari karakteristik yang sudah disebutkan tadi.
foto wajah by sektor dua
Berikut tipsnya:

  1. Jika kepala teman anda botak, potretlah dari angle yang rendah (kamera agak mendongak keatas) dan jika anda menggunakan pencahayaan tambahan, usahakan agar tidak ada sumber cahaya yang memantul di kepalanya
  2. Jika wajahnya memiliki kerutan yang banyak atau banyak jerawatnya, gunakan sumber cahaya yang arahnya dari depan, bukan dari samping. Cahaya yang datang dari samping akan memperjelas tekstur kerutan ini
  3. Jika teman anda telinganya gede, aturlah pose mereka supaya hanya satu telinga yang terlihat dan usahakan agar telinga yang terlihat ini tidak tampak menonjol
  4. Jika teman anda pesek, potretlah dari depan dan aturlah pose-nya agar muka menatap lurus ke depan.
  5. Jika teman anda dagunya berlipat dua, aturlah pose-nya agar menatap lurus ke kamera dan usahakan agar kepala agak condong ke depan sehingga lipatan dagu berkurang
  6. Jika wajah teman lumayan tembem, kasih tahu supaya diet (he he) lalu aturlah pose-nya agar menatap serong ke kanan atau kiri namun jangan sampai lurus ke samping, serong sedikit saja.
kredit foto; sektor dua
catatan: foto diatas hanya sebagai contoh, modelnya cantik dan tidak ada masalah apapun dengan wajahnya.
Sumber: http://belajarfotografi.com

Sunday, June 23, 2013

10 Tips Foto Potrait (Lanjutan)


11. Kasih si model mainan.

Menjadi obyek foto alias model itu bukan pekerjaan gampang, kalau kita memotret ukurannya jelas: eksposur-komposisi-cahaya dll, kalau model tidak ada yang terukur pasti. Hanya ada mereka versus si fotografer + lensa moncong besar. Untuk membantu mereka rileks, bawalah beberapa prop (dari property), misal: bunga, topi, permen karet, mainanan anak, kursi, buku dll. Dengan begitu mereka bisa bermain-main dengan prop tadi dan menjadi rileks.

12. Saat memotret kelompok, arahkan fokus di orang yang terdekat dengan kamera.

Anda akan menyesalinya jika tidak, arahkan fokus di muka orang yang terdekat dengan kamera. Kalau andamengarahkan fokus di tempat lain, biasanya wajah orang terdekat akan sedikit tidak fokus jika kita menggunakan aperture besar.

13. Periksa ketajaman foto dengan mengecek bulu mata.

Agak susah mengecek tajam tidaknya foto dari LCD kamera, tapi tetap bisa dikerjakan. Zoom foto semaksimal mungkin lalu scroll ke arah bulum mata atau alis. Kalau anda bisa melihat masing-masing bulu mata terlihat tajam berarti foto anda akan super tajam, kalau tidak, jangan malas… ulangi.

14. Kalau anda hobi foto portrait, beli vertical grip.

Selain memberi ekstra batere, vertical grip juga sangat memudahkan kita dalam mengkomposisi foto dengan orientasi vertikal. Selain itu tangan menjadi lebih lincah saat beroperasi dalam orientasi vertikal.

15. Untuk foto candid, gunakan lensa tele.

Untuk membuat foto candid yang baik, anda harus “menghilang” dari lokasi. Artinya orang tersebut tidak akan begitu sadar akan keberadaan anda mengincar wajahnya. Dalam sebuah acara: wedding, pesta atau kumpul-kumpul, keluarkan lensa tele anda dan “menghilanglah” dari lokasi. Anda bisa memotret orang tersebut dari kejauhan tanpa dia menyadarinya sehingga ekspresinya benar-benar lepas dan spontan.

16. Untuk foto portrait jalanan (street), gunakan lensa kecil dan kamera kecil.

Berkeliaran dijalan atau pasar dengan lensa monster dan kamera kelas kakap akan membuat nervous orang-orang, maka gunakan lensa dan kamera yang tidak terlalu mencolok.

17. Beromunikasilah secara jelas.

Kemampuan berkomunikasi secara jelas adalah syarat penting untuk fotografer portrait. Interaksi yang baik dengan model akan membantu kita menghasilkan foto yang bagus, begitu pula saat mendiskusikan konsep pemotretan, menentukan lokasi, jenis pakaian dll.

18. Manfaatkan reflektor cahaya alami.

Saat memotret di pantai dengan pasir putih, pasir putih adalah reflektor alami yang bagus. Saat memotret di kota, kita bisa memanfaatkan mobil warna silver atau tembok. Saat memotret di danau, air adalah pemantul cahaya alami. Jangan menyerah jika anda lupa membawa atau memang tidak punya reflektor.

19. Tunggu saat mendung.

Saat mendung adalah saat yang bersahabat bagi fotografer portrait. Mendung membuat cahaya matahari menjadi rata dan lembut karena mendung menjadi reflektor raksasa di atas sana.

20. Saat memotret anak-anak yang bermain, gunakan continous mode.

Memotret anak-anak yang sedang main bola, berlarian atau bermain lompat tali membutuhkan kecepatan. Gunakan shutter priority, set shutter yang cepat. Lalu ubah mode ke continous mode.

Thursday, June 20, 2013

10 Tips Foto Portrait


foto portrait
Foto portrait, foto potret atau foto wajah seringkali adalah foto yang paling sering kita hasilkan. Kalau anda memiliki keluarga, saya yakin merekalah obyek foto yang paling sering ada dan mudah tersedia. Begitu juga kalau anda memiliki pacar, sahabat dll. Dalam artikel ini akan kita bahas 10 tips foto portrait. Silahkan:Silahkan:

1. Fotolah mereka di tempat yang membuat mereka nyaman.

Pernah mencoba memotret kakek anda di studio foto? canggung bukan. Sekali waktu cobalah foto mereka di lingkungan kerja mereka, misal di rumah saat membaca koran, dikantor saat bekerja. Foto portrait anak-anak adalah contoh termudah: saat mereka sedang bermain dengan mainan favoritnya, saat mata mereka terlihat ceria, potretlah.

2. Fotolah Anak-anak dari ketinggian yang sama dengan mata mereka.

Jongkoklah dan buat lensa sejajar dengan mata mereka, baru ambil foto mereka.

3. Maksimalkan pencahayaan dari jendela.

Tidak masalah jika kita tidak memiliki flash eksternal atau lighting yang canggih, jutsru kita bisa memaksimalkan pencahayaan alami, gunakan cahaya yang melewati jendela anda. Posisikan obyek foto disamping jendela sehingga cahaya dari jendela menerpa wajah darri arah samping, bukan tegak lurus ke wajah.

4. Hindari penggunaan on-camera flash.

On camera flash adalah flash bawaan yang menempel dikamera anda. Karena cahaya yang keluar dari flash ini arahnya tegak lurus dengan wajah maka pencahayaan akan bersifat keras dan datar yang bukannya memperindah wajah obyek foto justru membuatnya terlihat keras.

5. Overexpose foto dengan sengaja.

Dengan sengaja menaikkan eksposure kamera untuk memotret wajah membuat wajah terlihat lebih putih, bersih dan terkesan modern. Kalau anda amati foto-foto wajah di majalah cenderung memakai teknik ini. Teknik overexpose sengaha ini juga sering disebut high key.

6. Ajak bicara obyek foto.

Dengan mengajak bicara si obyek foto , kita memecahkan ketegangan dan membuat wajah mereka lemas, syukur-syukur bisa membuat mereka tersenyum lepas. Anda bisa menanyakan hal-hal standar meskipun garing, misal :”Dulu saat masih kecil aku suka mencuri buah di halaman rumahmu loh?” atau “Aku lihat nilai UN kamu 9 semua, gimana caranya?”. (Garing banget ya? saya tahu saya memang garing)

7. Kalau obyek fotonya benar-benar pemalu, kasih pasangannya.

Seringkali kita bertemu obyek foto yang benar-benar tidak tahu pencitraan, begitu lensa mengarah ke wajah mendadak mereka mati gaya. Kasih mereka teman, bisa sahabatnya, pacarnya, istrinya atau anaknya.

8. Ketahui tujuan pemotretan.

Pastikan kita tahu buat apa foto itu nantinya. Jika digunakan untuk membuat foto profil facebook, gunakan orientasi vertikal. Jika anda memotret untuk undangan pernikahan usahakan dalam orientasi landscape (horisontal) sesuai orientasi undangannya.

9. Memotret di siang bolong tidak masalah asal anda tahu triknya.

Untuk memotret di siang bolong, posisikan obyek foto membelakangi matahari, lalu gunakan mode spot metering. Ambil pengukuran di area mata atau hidung lalu potret. Background akan overexposed, tapi wajah akan bagus.

10. Buat komposisi lalu fokus dan bukan sebaliknya

Aturlah komposisi foto, kalau anda sudah mantap barulah ambil fokus di area mata lalu baru foto.


Baca juga lanjutan dari 10 tips ini di artikel berikutnya

Monday, June 17, 2013

25 Contoh Foto Keren Dari Jendela Pesawat

Setelah kemarin membahas 8 tips memotret dari jendela pesawat, kini anda bisa melihat contoh 25 foto keren yang diambil dari balik jendela pesawat. Untuk melihat fotografer dan keterangan teknik foto, silahkan klik masing-masing foto. Selamat menikmati dan mencobanya lain waktu anda terbang:

Sumber: http://belajarfotografi.com

Approaching the Icefields
The Gateway to Heaven
FallsPanorama
JFK > LAX
rainier from the window seat
X100 - Colorado River Out Plane Window
from JFK to SFO
Wind Power
Agricultural Patchwork
The Alps
somewhere over the midwest
Days Between
wing 6
Crossing into Autumn
Time to Go Home
JFK Final Approach
Rush Hour On The 110
Flying south
HDR from Airplane Window
Damavand from a distance
A window seat, please!
Cleared for landing
183 Meet 360
Andaman Sea (DSC03292)













cast

Friday, June 14, 2013

Berikut Beberapa Cara Saat Metering Kamera Mulai Kacau

El mando de la nave
Metering dalam kamera kita dirancang untuk membaca exposure secara benar saat subyeknya bernuansa mid-tone. Subyek bernuansa mid-tone itu contohnya rumput yang hijau atau langit biru, namun mid-tone yang sempurna sebenarnya adalah warna abu-abu 18%. Jadi saat memotret subyek yang bernuansa mid-tone, kamera kita jarang melakukan kesalahan exposure, tidak terlalu terang namun juga tidak terlalu gelap, pas. Untungnya, kulit manusia termasuk mid-tone, sehingga saat digunakan memotret orang kamera kita lumayan oke.
Problem muncul saat kita ingin memotret subyek yang bukan mid-tone, misalnya kita ingin memotret pre-wedding dengan pasangan yang memakai baju serba putih dengan latar belakang pasir putih? Metering kamera akan membuat foto kita lebih gelap, baju dan pasir putih aan terlihat abu-abu sementara kulit akan menjadi lebih gelap.
White on White
Saat kita ingin memotret kamera hitam yang terletak di meja dengan taplak berwarna hitam? metering kamera akan membuat kamera tampak lebih terang daripada aslinya.
Intinya, kamera akan membawa warna yang terlalu gelap ataupun terang ke arah abu-abu, kearah mid-tone.

Berikut ini penjelasan dan percobaan sederhana yang lebih mudah dimengerti:
Situasi diatas bisa kita gambarkan dalam sebuah simulasi sederhana menggunakan tiga lembar kertas: masing-masing kertas warna putih, warna hitam dan yang ketiga warna abu-abu. Kita foto masing-masing kertas dengan mode manual, kita lihat metering di angka 0, angka +2 dan angka -2, dalam bahasa fotografi kita mabil exposure yang pas, dan over serta under 2 stop.
Hasilnya untuk kertas abu-abu:
Abu abu
Untuk kertas hitam:
Hitam
dan untuk kertas putih:
Putih
Apa persamaan yang anda lihat diatas? Kertas manapun (abu-abu, hitam maupun putih) saat difoto dengan angka metering di 0, hasilnya adalah abu-abu.
Apa makna percobaan kecil-kecilan diatas dalam situasi permotretan sehari-hari? Saat kita memotret subyek yang mayoritas warnanya hitam pekat, kita harus mengantisipasi bahwa kamera akan membuat subyek tampak lebih terang di foto. Sementara saat memotret subyek yang dominan putih, kamera akan menghasilkan foto dimana subyek dibuat lebih gelap. Itulah gunanya tombol exposure compensation di kamera anda.
Kompensasi exposure compensation
Lain kali anda memotret pasangan serba putih di pantai putih, anda bisa melakukan kompensasi agar yang putih terlihat tetap putih. Gunakan kompensasi +2 atau +1 dari hasil metering kamera. Atau kalau anda cerdik, mengingat kulit manusia itu mid-tone, ambil pengukuran metering di muka mereka dengan mode spot metering. Dan kalau mau super hati-hati, saat kondisi subyek mulai tricky, cara paling aman adalah bracketing.

Selamat mengkompensasi.

Tuesday, June 11, 2013

Tips Foto Akuarium


akuarium-1
Anda punya akuarium dirumah? Atau anda akan berkunjung ke akuarium raksasa seperti di Seaworld? Nah cobalah jadikan akuarium sebagai obyek foto yang menarik. Tantangan memotret di akuarium adalah adanya kaca yang terletak diantara lensa dan obyek foto, sedangkan kita ingin menghasilkan foto tanpa ada jejak kaca sedikitpun. Tantangan lainnya adalah keterbatasan cahaya.
Kalau selama ini anda sudah mencoba membuat foto dengan obyek ikan (atau tanaman) didalam akuarium dan selalu tidak memuaskan, cobalah beberapa tips berikut ini:

  • Gunakan lensa tercepat yang anda miliki. Karena ikan didalam akuarium cenderung selalu bergerak padahal pencahayaan di akuarium cenderung sangat kurang dibandingkan diluar ruangan. Oleh karena itu, manfaatkan lensa tercepat yang anda miliki. Lensa dengan bukaan f/2.8 atau lebih cepat akan membantu.
  • Belilah Rubber Lens Hood. Harganya sekitar Rp. 100 ribu, namun sangat bermanfaat. Ketika memotret obyek melewati kaca, kita harus pastikan bahwa jarak antara ujung lensa dan kaca harus serapat dan sestabil mungkin. Dengan memasang lens hood karet, kita bisa membuat lensa seperti menempel erat di kaca dan dengan begitu maka pantulan kaca akan bisa dihilangkan.
  • Jangan Gunakan Filter Polarizer. Jika anda memasang filter polariser (CPL) saat memotret obyek melewati kaca, besar kemungkinan akan timbul color flare(cahaya tambahan yang muncul didalam foto akibat sudut pantulan) yang merusak foto anda.
  • Posisikan Kamera Tegak Lurus Dengan Kaca. Karena anda akan memotret melewati kaca, pastikan posisi lensa benar-benar tegak lurus dengan bidang kaca. Jika agak miring, maka akan timbul efek perbesaran yang aneh karena kaca dan air seolah-olah berperan sebagai kaca pembesar.
  • Set ISO Sebesar Mungkin.
    Seringkali lensa cepat pun tidak cukup untuk menangkap gerakan cepat binatang air, sebagai contoh untuk memotret ubur-ubur lincah diatas, ISO harus dikorbankan sampai dengan 3200 karena kurangnya pencahyaan. Yang penting obyek tertangkap dengan tajam, meskipun noise jadi terlihat seperti tampak dibawah ini.
Sumber: http://belajarfotografi.com

Saturday, June 8, 2013

Memahami Konsep ISO

Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah.


  1. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja.
  2. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar:
  1. Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
  2. Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
  3. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.

Wednesday, June 5, 2013

Memahami Piksel Dan Resolusi


Piksel dan Megapiksel

Sebuah foto digital tersusun atas jutaan titik kecil bernama piksel (pixel). Pixel sendiri adalah kata yang berasal dari singkatan Picture Elements. Masing-masing piksel membawa informasi yang menentukan warna (hue), kekuatan warna tersebut (saturation) dan seberapa terang warna tersebut ditampilkan (brightness).
Karena hampir semua foto terdiri dari jutaan piksel (1 megapiksel = 1 juta piksel), maka mata telanjang kita hampir tidak bisa mengenali lagi sebuah piksel secara terpisah, yang terlihat adalah satu kesatuan utuh foto dengan gradasi halus antara terang-gelap, pergeseran warna dan tone.
Kalau mau melihat sebuah piksel, sesekali cobalah resize resolusi foto karena . Seperti foto dibawah ini, foto ini memiliki ukuran resolusi 600×450 piksel. Diukuran yang lumayan kecil seperti ini kita masih belum bisa melihat sebuah piksel, semua tampak halus dan mulus.
Piksel megapiksel resolusi 1
Namun dengan mengubah resolusi menjadi 100×75 piksel, kita mulai bisa melihat bagaimana piksel menyusun foto:
Piksel megapiksel resolusi 2
Apalagi dengan resolusi rendah 40×30 piksel, masing-masing kotak piksel akan mulai terlihat seperti susunan puzzle. Kita bisa melihat piksel demi pikselnya – fenomena ini biasa disebut pixelate:

Piksel megapiksel resolusi 3

Resolusi Foto Untuk Print dan Layar Monitor

Resolusi sebuah gambar digital diukur dalam pixel per inch (ppi – piksel per inchi), dan resolusi standar untuk kualitas foto adalah 300 ppi. Jadi kalau kita tahu berapa megapiksel yang dimiliki sebuah kamera digital, kita bisa mengetahui ukuran print yang optimal untuk foto yang dihasilkan kamera tersebut.
Sebagai contoh, kita asumsikan sebuah kamera digital yang memiliki resolusi 6 Megapiksel (MP) dengan ukuran tepatnya adalah 2816 piksel (panjang) x 2112 piksel (lebar) – sehingga totalnya menjadi 6 MP. Untuk menghitung ukuran print optimum yang bisa dihasilkan kamera kita bagi 2816 x 2112 piksel dengan 300 ppi dan hasilnya adalah 9,5 dan 7 inchi. Jadi sebuah kamera digital dengan resolusi 6MP bisa menghasilkan print foto dengan ukuran 9,5 x 7 inchi atau 24 x 18 cm.
Untuk layar monitor, standar yang dipakai adalah 72ppi (Windows) dan 96ppi (Mac), jadi tampilah di layar monitor sebenarnya kalah jauh dibandingkan dengan resolusi standar untuk print (300 ppi). Artinya adalah, sebuah foto yang yang masih tampak bagus di monitor belum tentu bagus saat di print, namun sebuah foto yang mulai kelihatan pixelate saat di print di 300 ppi bisa jadi masih tampak halus di monitor komputer.

Tabel Megapiksel vs Ukuran Print Sebuah Foto

Dibawah ini adalah contoh tabel seberapa optimum kemampuan kamera anda menghasilkan sebuah foto yang di print pada 300 ppi atau 200 ppi. Secara umum, rata-rata kamera digital sekarang (yang mulai mendekati angka 24 megapiksel sebagai resolusi standar), memiliki kemampuan print  jauh lebih besar dibanding rata-rata kebutuhan pemakainya. Kecuali kalau kita memang ingin membuat poster ukuran raksasa yang di set di 200 ppi, kamera kita jarang sekali dipakai sesuai kemampuannya menghasilkan print foto, apalagi biasanya kita hanya memelototi sebuah foto di layar komputer.  Ukuran megapiksel sebuah kamera bukanlah faktor  terpenting saat anda ingin membeli sebuah kamera.

Kamera Ukuran Print (300 ppi) Ukuran Print (200 ppi)
6 Megapiksel 24 x 18 cm (9,5 x 7 in) 36 x 27cm (14 x 10,5 in)
7 Megapiksel 25 x 19 cm (10 x 7,5 in) 39 x 29cm (15,5 x 11,5 in)
8 Megapiksel 28 x 20 cm (11 x 8 in) 42 x 30 cm (16,5 x 12 in)
10 Megapiksel 33 x 20 cm (13 x 8,5 in) 49 x 33 cm (19,5 13 in)
12 Megapiksel 37 x 24 cm (14,5 9,5 in) 55 x 36 cm ( 21,5 x 14 in)

Saturday, June 1, 2013

7 Tips Fotojurnalisme

Damir Sagolj adalah fotografer Reuter asal Sarajevo yang berbasis di Thailand. Dalam video berdurasi 4 menit ini, ini dia berbagi 7 tips fotojurnalisme. Silahkan disimak:
Berikut ketujuh tipsnya dalam bahasa sederhana:


<iframe src="http://player.vimeo.com/video/48815231?title=0&amp;byline=0&amp;portrait=0" width="400" height="300" frameborder="0" webkitAllowFullScreen mozallowfullscreen allowFullScreen></iframe>

1. Antisipasi

Saat momen penting datang, anda harus sudah siaga. Caranya? saat datang ke lokasi jangan bengong, banyak-banyaklah memotret dan mengasah kamera, dengan begitu saat momen terjadi kita tak lagi kaku dengan kamera.

2. Riset

Saat ditugaskan disebuah tempat baru, anda harus mengetahui semua tentang lokasi tersebut, orang-orangnya dan cerita mengenai lokasi tersebut.

3. Bertemanlah

Dilokasi manapun dimana anda ditugaskan, carilah koneksi dan teman yang sangat vital dalam membantu memecahkan banyak masalah. Anda tidak akan tahu kapan membutuhkannya, namun anda pasti membutuhkannya.

4. Buatlah Prioritas

Dalam meng-cover sebuah berita, anda harus membuat prioritas dan harus bisa berfokus pada prioritas tertinggi anda. Tidak mungkin melakukan semuanya sekaligus.

5. Banyak Berlatih

Anda harus paham betul dengan kamera dan perlengkapan fotografi lainnya. Apapaun yang anda miliki, ketahui cara memaksimalkan dan menggunakannnya secara cepat. Saat momen datang, anda tidak lagi berkutat dalam setting kamera.

6. Berinteraksilah

Bergabung dengan fotografer lain memberi anda wawasan, informasi dan pengetahuan baru.

7. Jadilah Tidak terlihat saat Memotret Orang

Saat memotret orang, memotretlah dengan samar, jangan terlihat mencolok. Anda tidak datang ke wilayah privat seseorang dan bermain-main kamera disitu, anda ingin memotret ekspresi orang dalam keadaan paling natural, dan orang akan terlihat natural saat kita dan kamera kita seolah-olah tidak terlihat. Memotretlah secara samar dan tidak menghebohkan.
Silahkan kunjungi blog Damir Sagolj di sini untuk melihat karya-karnya.

Sumber: http://belajarfotografi.com

 
Design by fotografer.net