Saturday, July 20, 2013

Komposisi Foto: Golden Ratio Atau Golden Section

Komposisi foto golden ratio atau golden section atau rasio emas adalah susunan foto dimana point if interest alias subyek utama diletakkan pada titik persimpangan dua garis horisontal yang memiliki perbandingan 1:1,6 atau 38/62.
Kalau anda bingung dengan penjelasan diatas, gambar dibawah ini akan cukup membantu memahami deskripsi komposisi golden ratio:
Komposisi foto golden ratio
Perhatikan titik pertemuan antara garis diagonal hijau dan merah. Titik inilah posisi yang disebut dengan golden ratio dalam komposisi foto ataupun lukisan. Kalau anda amati, komposisi rules of thirds yang terkenal itu adalah penyederhanaan dari komposisi golden ratio.
Mona lisa golden ratio
Golden ratio kalau dirunut diturunkan dari aturan matematikawan terkenal Fibonacci (pada suatu saat anda pasti pernah membaca mengenai bilangan Fibonacci saat di bangku sekolah), dimana dia menemukan golden ratio adalah susunan yang banyak ditemukan di alam: bunga matahari, kerang dll. Lukisan terkenal seperti Monalisa atau The Last Supper menggunakan komposisi dan desainer sampai sekarang juga banyak memanfaatkan golden ratio dalam pekerjaan mereka.
fibonacci green
Kalau anda menggunakan Lightroom 3 atau lightroom 4, saat akan meng-crop sebuah foto, terdapat pilihan golden ratio yang bisa kita pakai untuk menyusun komposisi ini.
Komposisi foto golden ratio 2
Menyusun foto dengan komposisi golden ratio memberi efek visual yang kuat karena dipercaya adalah komposisi yang selaras dengan alam dan berimbang.
Komposisi foto golden ratio 3

Wednesday, July 17, 2013

Dalam Fotografi: Golden Hour

Dalam fotografi, golden hour (juga disebut magic hour), adalah sahabat terbaik bagi seorang fotografer outdoor. Fotografer pro menyebut golden hour sebagai momen dengan kondisi pencahayaan terbaik dalam sehari itu. Kalau anda pernah melihat film Full Metal Jacket, anda akan menyaksikan bagaimana sutradara Stanley Kubrick memaksimalkan teknik golden hour dalam film tersebut.

Apa itu Golden Hour dan kapan terjadinya?

Kalau ada satu faktor penting yang bisa menentukan baik dan buruknya sebuah foto, faktor tersebut adalah cahaya. Sama-sama pemandangan gunung dan sawah, namun hasilnya bisa seperti bumi dan langi saat dipotret dalam dua kondisi pencahayaan yang berbeda.
I think I'll start a new life
Golden hour dalam fotografi terjadi dalam waktu antara sebelum dan sesudah matahari terbit (sunrise) dan sunset (matahari terbenam). Kalau mau diambil kasarnya kira-kira dari jam 5 sampai jam 7 pagi dan antara jam 5 sampai jam 7 sore. Dalam rentang waktu di kedua waktu tersebut kita bisa mendapatkan kualitas cahaya terbaik saat ingin memotret diluar ruangan.
Saat golden hour, cahaya matahari menerpa subyek foto dari sudut miring sehingga memberi dimensi dan tekstur yang kaya dan memiliki warna keemasan yang hangat. Anda bisa memotret landscape, portrait, sunset/sunrise atau siluet saat golden hour ini dan mendapatkan foto yang lebih cantik.

Bagaimana Golden Hour membuat foto lebih cantik

Sebuah foto landscape yang di ambil di siang bolong mungkin akan tampak seperti ini:
Bromo siang hari 1
Sementara landscape yang sama yang diambil pada saat golden hour bisa tampak seperti ini (karya Jessy CE):
Bromo-Tengger-Semeru National Park
Anda bisa melihat bagaimana kualitas cahaya mempengaruhi foto secara keseluruhan. Gradasi yang tampak dilangit terlihat sangat indah, arah cahaya yang miring membentuk dimensi yang lebih bagus dan memunculkan tekstur yang kaya serta bagaimana warna hangat yang diimbulkan membuat keseluruhan foto tampak lebih cantik.

Menghitung Golden Hour

Kalau gamabaran kasar kapan momen golden hour terjadi seperti diatas belum memuaskan, anda bisa mencari kapan tepatnya golden hour terjadi di lokasi tertentu dengan memanfaatkan beberapa alat, antara lain:
  1. The Golden Hour, adalah situs untuk memperkirakan kapan golden hour berikutnya terjadi pada sebuah lokasi, anda tinggal menunjukkan lokasi dipeta.
  2. Twilight calculator, mirip seperti situs diatas.
  3. Menggunakan app Golden Hour untuk IOS atau untuk Android.
Satu yang pasti, anda harus rajin bangun pagi dan tidak menyerah memotret sampai menjelang malam. selamat mencoba.

Sunday, July 14, 2013

Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Bentuk

3043088482_7b8903253d_d.jpg
Dalam seri komposisi sebelumnya, kita telah membahas mengenai garis (line) sebagai salah satu elemen penyusun komposisi sebuah foto. Nah, mari kita beranjak ke elemen berikutnya: bentuk (shape).
Pada dasarnya bentuk bersifat lebih fundamental dibandingkan elemen lainnya karena bentuk adalah cara kita memberi identifikasi terhadap sebuah obyek (oh, maafkan kata-kata saya yang sangat abstrak…). Anda hanya bisa mengira-ira seperti apa ya tampang seorang penyiar radio berdasarkan suara yang anda dengar, namun tanpa pernah melihat secara langsung anda hanya bisa menebak. Anda mungkin mencium wangi bunga dan menebak kira-kira jenis bunganya, namun tanpa melihat langsung bentuknya anda tidak akan pernah yakin apakah tebakan anda benar atau salah.

Pada prinsipnya, bentuk memberi foto anda sebuah identitas yang jelas sehingga orang yang melihat tidak perlu menebak-nebak. Sebuah foto siluet seperti foto diatas adalah contoh paling nyata mengenai bentuk.
Saya sudah menulis tips untuk menghasilkan foto siluet secara lebih lengkap, anda bisa membacanya disini.
Implementasi lebih jauh, bentuk geometri juga bisa anda gunakan sebagai patokan dalam menyusun beberapa obyek dalam foto anda sehingga foto anda akan terlihat lebih dinamis sekaligus tertata. Misalkan anda harus memotret 3 orang sekaligus dalam satu foto, jika anda mengatur ketiganya berdiri sama tinggi anda akan mendapatkan sebuah foto yang kaku dan kurang enak dipandang. Lain halnya jika anda menyusun mereka membentuk sebuah segitiga maka secara keseluruhan foto anda akan tampak lebih dinamis, seimbang dan menarik.



segitiga.jpg

Sekedar contoh susunan geometris lainnya:
4268864706_a9387f7ba2_z.jpg

Oke, selamat bereksperimen dengan bentuk dalam foto-foto anda.

Thursday, July 11, 2013

Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Garis

Dalam dunia fotografi maupun desain, dikenal ada enam elemen penting yang menyusun komposisi, keenam elemen tersebut adalah: garis (line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern) dan warna (color). Kita akan mengenal aplikasi elemen-elemen tersebut dalam dunia fotografi. Nah kita mulai dengan elemen pertama: Garis. Kita akan membahas elemen lainnya dalam posting mendatang.
Dari keenam elemen komposisi foto yang disebutkan diatas, garis adalah elemen yang terpenting (setidaknya begitu menurut para pakar). Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk, tanpa ada bentuk tidak akan ada wujud. Dan tanpa garis serta bentuk, tidak akan ada pola (pattern). Nah bagaimana anda memanfaatkan penggunaan garis supaya foto anda makin kelihatan indah? mari kita bahas bersama.
Sehari-hari kita selalu melihat elemen garis, hanya mungkin karena terlalu terbiasa mata kita tidak menyadarinya. Horison (garis cakrawala), alur sungai, garis pantai, pematang sawah, jalan, rel kereta api, tangga, gedung, ubin keramik dan lainnya. Garis ada dimana-mana. Pada dasarnya garis bisa dibagi menjadi 4 jenis: horisontal, vertikal, diagonal dan lengkung. Masing-masing jenis bisa mewakili pesan dan rasa tertentu bagi mata yang melihatnya dalam bentuk foto.

1. Garis Horisontal
Garis horisontal memberi kesan stabilitas, tenang, permanen dan kokoh. Contoh paling jelas dari garis horisontal adalah garis cakrawala yang membagi langit dan daratan (atau lautan), garis cakrawala (horison) seperti kaki bagi tubuh: kuat, kokoh, pondasi. Hindari penggunaan garis horisontal tepat ditengah-tengah foto anda karena bisa menimbulkan kesan kaku dan mati. Lebih bagus lagi, carilah garis horisontal yang berlapis-lapis seperti foto dibawah ini:

2. Garis Vertikal
Garis vertikal bisa merepresentasikan kesan kekuasaan dan tinggi (misanya gedung bertingkat) serta pertumbuhan (misal pohon). Hindari meletakkan garis vertikal secara kaku ditengah-tengah foto sehingga membagi foto menjadi 2 bagian.

3. Garis Diagonal
Dibanding garis horisontal dan vertikal, garis diagonal bersifat lebih dinamis. Garis ini memberi nafas dalam komposisi sehingga kesannya lebih hidup. Saat anda mengeksploitasi garis diagonal secara tepat dalam foto anda akan mendapatkan foto yang sangat menarik dan menyedot mata. Gunakan garis diagonal dengan menariknya dari satu sisi ke sisi yang berseberangan.

4. Garis Kurva (lengkung)
Diantara jenis garis lain yang sifatnya formal dan kaku, garis lengkung memiliki sifat luwes dan sangat dinamis. Kalau garis diagonal membuat komposisi terasa lebih hidup, garis lengkung melebihi itu, dia memberi kesan sexy (hmmm… ??) dalam komposisi foto. Garis lengkung kesannya lembut, relaks dan bergerak. Garis lengkung juga sangat dominan di alam, anda bisa menemukan dalam beragam bentuk: gunung, lengkung pantai, ujung daun. Temukan garis lengkung disekitar anda dan foto anda akan lebih keren.
Sekarang anda sudah mengenal 4 jenis garis dalam elemen komposisi. Saatnya mencari garis di sekitar anda. Latihlah mata anda untuk mengenali garis-garis ini. O iya, jangan lupa bahwa anda juga bisa menyertakan beragam garis dalam satu foto, misalnya seperti ini:
Nah, selamat mencoba!

Monday, July 8, 2013

Mengenal Genre Foto (Bagian 1)

Genre diartikan kurang lebih sebagai penggolongan karya dan komposisi artistik berdasarkan kemiripan dalam bentuk, gaya atau wujudnya. Genre dalam fotografi bisa dipilah-pilah menjadi menjadi beberapa kategori. Artikel ini hanya akan mencoba memberi contoh foto beberapa genre utama:

1. Still Life Photography

Contoh foto:
Kevin best
Still life karya Kevin Best


2. Fine Art Photography

Contoh foto:
Gerhard c
In A Lonely Place karya Gregory Crewdson

3. Abstract Photography

Contoh foto:
Cirototku
Dried Fish karya Ciro Totku

4. Street Photography

Contoh foto:
Alex majoli 1
Foto karya Alex Majoli

5. Fashion Photography

Contoh foto:
Mert Alas and Marcus Piggott Photshoot 2011 for Vogue adele
Adele karya Mert Alas & Marcus Piggott

6. Architectural Photography

Contoh foto:
Tama library
Tama Library karya Iwan Baan

7. Landscape Photography

Contoh foto:
Rowell 7C
Cloudy Autumn Morning in the Owens Valley karya Galen Rowell

8. Documentary Photography

Contoh foto:
Manuel ro
Tobacco Harvesting karya Manuel Rivera Ortiz

9. Wedding Photography

Contoh foto:
Joeb
Portfolio karya Joe Buissink

10. Aerial Photography

Contoh foto:
Gardens at the Chateau of Vaux le Vicomte Maincy Seine et Marne France
Gardens at the Chateau of Vaux-le-Vicomte karya Yan Arthus Bertrand
Bersambung….

Friday, July 5, 2013

Memperbaiki Foto Saat Subyek Ada Di Shadow Dengan Photoshop


Shadow ba
Sekali-kali pernah dong memotret subyek yang membelakangi cahaya, baik itu orang ataupun subyek lain (gedung, binatang). Dan kebetulan kita tidak bawa reflektor/flash atau memang lupa melakukan kompensasi exposure sehingga muka si subyek foto menjadi gelap (shadows) sementara background lumayan terang (highlights). Oke, ada cara cepat memperbaikinya, salah satunya adalah dengan cara kuno di photoshop memanfaatkan Shadows/Highlights adjustment. Caranya cukup cepat, silahkan:

Buka foto di photoshop

Memperbaiki shadow 1
Dari foto diatas, idealnya kita ingin membuat wajahnya lebih terang namun background tetap tidak terbakar.

Aktifkan: Image > Adjustment > Shadows/Highlights

Shadows highlights

Dalam kotak dialog shadows/highlights:

Saat muncul kotak dialog, bagian gelap akan secara otomatis diterangkan sebanyak 35%. Problemnya adalah, muka masih tetap kurang terang. Kalau kita nekad menaikkan shadows lagi menjadi 80%, bagian terang menjadi terlalu terang, sehingga secara keseluruhan foto tampak aneh dan flat:
Shadows highlights 2

Show more options

Triknya adalah dengan mengaktifkan Show More Options, centang kotak bertuliskan “show more options” dibagian bawah kotak dialog, maka akan muncul opsi adjustment yang lebih banyak. Kemudian naikkan slider Radius, saya menaikkan ke angka 150. Sekarang untuk menjaga agar highlights tidak terlalu terang, naikkan slider Highlights, disini saya kasih 40% sementara Radiusnya sama 150. Untuk foto yang berbeda, pastikan anda melihat efek perubahan yang dialami foto saat menggeser slider:
Shadows highlights 3

Hasil Akhir

Memang tidak akan sebagus kalau kita membawa reflektor/flash untuk menerangi wajah yang ada di shadow, namun paling tidak foto ini sudah bisa dipakai untuk diproses lebih jauh.

Selamat mencoba.

Tuesday, July 2, 2013

8 Tips Memotret Panning

Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Jangan takut hanya karena ada kata ‘teknik’ diatas, berikut beberapa langkah praktis melakukan panning:
sms
credit: Pixel Addict
  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!

 
Design by fotografer.net