Canon Rilis Kamera Full-frame EOS 6D dengan WiFi dan GPS
Canon EOS 6D Hanya berselang beberapa hari setelah Nikon meluncurkan seri D600, sang rival yakni Canon tak mau kalah dengan merilis EOS 6D yang prediksinya sudah keluar beberapa waktu lalu.
Nikon D600, Kamera Full-Frame Nikon Paling Murah
Nikon D600 Bagi sebagian orang, USD 2.100 memang tidak bisa dikatakan murah untuk sebuah kamera. Namun jika dibandingkan dengan kamera DSLR lain yang juga sama-sama mengusung sensor full-frame, maka lain ceritanya. Harga tersebut adalah harga yang dipasangkan Nikon di seri D600
Digital Sharpening, Perlu atau Tidak
Bagi fotografer landscape atau makro, mendapat foto yang tajam merupakan hal yang penting dan perlu diupayakan dengan segala cara.
Saturday, November 22, 2014
Beli Kamera Import Online atau Beli di Toko Lokal Online
7:08 AM
Unknown
31 comments
Pengalaman pada saat mau
membeli sebuah kamera Fujifilm, di sebuah toko online di manca negara yang
sudah sangat terkenal dengan berbagai macam produknya dan dikenal pula dengan
paling murah. Pada saat itu sedang ada promo besar-besaran, sehingga membuat
saya tertarik untuk melirik kamera fujifilm. Diskonnya pada saat itu
mencapai 90%. Wow sesuatu yang sangat luar biasa untuk saat itu.
Sebelumnya saya sering
berbelanja di toko online yang mayoritas penjualnya berasal dari negeri Tirai
Bambu atau disebut China, beberapa alasan saya berbelanja di toko tersebut
dikarenakan harganya lebih murah daripada belanja di dalam negeri dengan produk
yang sama, mungki karena penjual dalam negeri banyak mengambil keuntungan.
Selain itu ongkos kirimnya pun gratis meskipun pengirimannya agak lama antara
15-30 hari, kecuali jika menggunakan expedisi DHL akan lebih cepat namun dengan
biaya yang agak besar.
Saat program best deal
tersebut diluncurkan, kamera Fujifilm yang menjadi incaran hanya tersedia 10
Pcs sehingga membuat saya menunggu dimuka laptop untuk segera mengklik tombol
buy jika program dealnya dimulai. Pada saat program dimulai langsung klik
tombol buy. Alhasil pada saat itu jaringan koneksi internet tiba-tiba melambat
dan cameranya terjual habis hanya hitungan detik, merasa kecewa juga karena
tidak kebagian. Namun saya tidak berputus asa untuk mendapatkan camera
tersebut, saya coba search toko online lokal. Ternyata betepa mengejutkan harga
di toko online lokal ternyata harganya sama, bahkan tanpa diskon. Coba Cek
detail dibawah ini sebagai perbandinmgannya.
Untuk dengan merk branded
seperti Fujifilm, canon dan lainnya sebaiknya beli dalam negeri saja karena
harganya tidak jauh beda. Kalau beli improt diatas $50 makan akan dikenakan
pajak yang totalnya mencapai 27,5% besaran pajaknya daripada onkos kirimnya.
Toko online lokal :
Fujifilm S4600 (Original) di jual dengan harga mulai dari Rp.1.500.000 - Rp.1.700.000 cek langsung harganya hari ini. Klik Disini
Toko Online Luar negeri :
Fujifilm S4600 (Original) di jual dengan harga mulai dari $170 - $190 cek langsung harganya hari ini. Klik disini.
Dengan begitu jelaslah membeli di toko online lokal harganya masih lebih murah dibandingkan beli online di manca negara, dengan ditambah pajak import yang ditotal mencapai 27,5% dari harga beli kamera Fujifilm S4600.
Friday, April 25, 2014
Mudahnya Menjadi Photographer Jangan Takut Salah
11:32 AM
Unknown
11 comments
Dari dulu sebenarnya kepingin untuk menjadi seorang photographer atau bahasa lainnya tukang foto. Namun keinginan yang tanpa disertai tindakan tentulah akan menimbulkan rasa takut atau rasa tidak percaya diri yang berlebih, kekhawatiraan seseorang itu lebih besar daripada kejaadian yang sesungguhnya, misalnya khawatir salah beli kamera, khawatir salah spesifikasi, khawatir hasilnya tidak memuaskan. Padahal hanya kekhawaatiran sendiri saja.
Sebenarnya semuanya tidak ada yang sulit asalkan kita suka, bukan setengah - setengah seperti yang saya alami :). Lokasi saya yang cukup jauh dari perkotaan cukup menulitkan untuk belaajar photograpy karena tidak ada lembaga kursus atau mentor yang bisa diajak untuk belajar. Ketika belajar otodidak macam - macam blog dan web dijumpai, membaca-baca semuanya itu termasuk membeli buku - buku yang berkaitan dengan photograaphy ternyata tidak memberikan solusi, yang ada malah menimbulkan kekhawatiran yang memuncak dan angan - angan yang tidak terbendung.
Setelah membeli camera silakan aja jeprat - jepret object apapun yang diinginkan, setidaknya coba 20 jepretan dulu dari berbagai macam posisi, kemudiaan coba perhatikan hasil jepretaannya untuk mengetahui yang mana yang menurut anda baik, karena menurut anda baik belum tentu baik buat saya. Karena penilaian setiap oraang berbeda-beda, yang penting jangan ragu dengan hasil karya anda karena itulah awal untuk menjadi bagian profesional.
Sebenarnya semuanya tidak ada yang sulit asalkan kita suka, bukan setengah - setengah seperti yang saya alami :). Lokasi saya yang cukup jauh dari perkotaan cukup menulitkan untuk belaajar photograpy karena tidak ada lembaga kursus atau mentor yang bisa diajak untuk belajar. Ketika belajar otodidak macam - macam blog dan web dijumpai, membaca-baca semuanya itu termasuk membeli buku - buku yang berkaitan dengan photograaphy ternyata tidak memberikan solusi, yang ada malah menimbulkan kekhawatiran yang memuncak dan angan - angan yang tidak terbendung.
Langsung Beli Camera Menghilangkan Kesalahan Pemula
Kessalahan calon photographer pemula adalah karena memang belum mempunyai camera, hanya baca - baca di toko online dan review - review dari pelaanggannya, kalau menurut saya tidak perlu banyak baca cukup 2 - 3 artikel tentang camera untuk pemula, kemudian langsung beli mau secara online ataupun tidak. Kalau online bisa seperti di lazada.co.id atau bhineka.com karena saya bagian affiliasi mereka :).Setelah membeli camera silakan aja jeprat - jepret object apapun yang diinginkan, setidaknya coba 20 jepretan dulu dari berbagai macam posisi, kemudiaan coba perhatikan hasil jepretaannya untuk mengetahui yang mana yang menurut anda baik, karena menurut anda baik belum tentu baik buat saya. Karena penilaian setiap oraang berbeda-beda, yang penting jangan ragu dengan hasil karya anda karena itulah awal untuk menjadi bagian profesional.
Saturday, July 20, 2013
Komposisi Foto: Golden Ratio Atau Golden Section
4:00 PM
Unknown
9 comments
Komposisi foto golden ratio atau golden section atau rasio emas
adalah susunan foto dimana point if interest alias subyek utama
diletakkan pada titik persimpangan dua garis horisontal yang memiliki
perbandingan 1:1,6 atau 38/62.
Kalau anda bingung dengan penjelasan diatas, gambar dibawah ini akan cukup membantu memahami deskripsi komposisi golden ratio:
Perhatikan titik pertemuan antara garis diagonal hijau dan merah. Titik inilah posisi yang disebut dengan golden ratio dalam komposisi foto ataupun lukisan. Kalau anda amati, komposisi rules of thirds yang terkenal itu adalah penyederhanaan dari komposisi golden ratio.
Golden ratio kalau dirunut diturunkan dari aturan matematikawan terkenal Fibonacci (pada suatu saat anda pasti pernah membaca mengenai bilangan Fibonacci saat di bangku sekolah), dimana dia menemukan golden ratio adalah susunan yang banyak ditemukan di alam: bunga matahari, kerang dll. Lukisan terkenal seperti Monalisa atau The Last Supper menggunakan komposisi dan desainer sampai sekarang juga banyak memanfaatkan golden ratio dalam pekerjaan mereka.
Kalau anda menggunakan Lightroom 3 atau lightroom 4, saat akan meng-crop sebuah foto, terdapat pilihan golden ratio yang bisa kita pakai untuk menyusun komposisi ini.
Menyusun foto dengan komposisi golden ratio memberi efek visual yang kuat karena dipercaya adalah komposisi yang selaras dengan alam dan berimbang.
Kalau anda bingung dengan penjelasan diatas, gambar dibawah ini akan cukup membantu memahami deskripsi komposisi golden ratio:
Perhatikan titik pertemuan antara garis diagonal hijau dan merah. Titik inilah posisi yang disebut dengan golden ratio dalam komposisi foto ataupun lukisan. Kalau anda amati, komposisi rules of thirds yang terkenal itu adalah penyederhanaan dari komposisi golden ratio.
Golden ratio kalau dirunut diturunkan dari aturan matematikawan terkenal Fibonacci (pada suatu saat anda pasti pernah membaca mengenai bilangan Fibonacci saat di bangku sekolah), dimana dia menemukan golden ratio adalah susunan yang banyak ditemukan di alam: bunga matahari, kerang dll. Lukisan terkenal seperti Monalisa atau The Last Supper menggunakan komposisi dan desainer sampai sekarang juga banyak memanfaatkan golden ratio dalam pekerjaan mereka.
Kalau anda menggunakan Lightroom 3 atau lightroom 4, saat akan meng-crop sebuah foto, terdapat pilihan golden ratio yang bisa kita pakai untuk menyusun komposisi ini.
Menyusun foto dengan komposisi golden ratio memberi efek visual yang kuat karena dipercaya adalah komposisi yang selaras dengan alam dan berimbang.
Wednesday, July 17, 2013
Dalam Fotografi: Golden Hour
4:00 PM
Unknown
2 comments
Dalam fotografi, golden hour (juga disebut magic hour), adalah
sahabat terbaik bagi seorang fotografer outdoor. Fotografer pro menyebut
golden hour sebagai momen dengan kondisi pencahayaan terbaik dalam
sehari itu. Kalau anda pernah melihat film Full Metal Jacket, anda akan
menyaksikan bagaimana sutradara Stanley Kubrick memaksimalkan teknik
golden hour dalam film tersebut.
Golden hour dalam fotografi terjadi dalam waktu antara sebelum dan sesudah matahari terbit (sunrise) dan sunset (matahari terbenam). Kalau mau diambil kasarnya kira-kira dari jam 5 sampai jam 7 pagi dan antara jam 5 sampai jam 7 sore. Dalam rentang waktu di kedua waktu tersebut kita bisa mendapatkan kualitas cahaya terbaik saat ingin memotret diluar ruangan.
Saat golden hour, cahaya matahari menerpa subyek foto dari sudut miring sehingga memberi dimensi dan tekstur yang kaya dan memiliki warna keemasan yang hangat. Anda bisa memotret landscape, portrait, sunset/sunrise atau siluet saat golden hour ini dan mendapatkan foto yang lebih cantik.
Sementara landscape yang sama yang diambil pada saat golden hour bisa tampak seperti ini (karya Jessy CE):
Anda bisa melihat bagaimana kualitas cahaya mempengaruhi foto secara keseluruhan. Gradasi yang tampak dilangit terlihat sangat indah, arah cahaya yang miring membentuk dimensi yang lebih bagus dan memunculkan tekstur yang kaya serta bagaimana warna hangat yang diimbulkan membuat keseluruhan foto tampak lebih cantik.
Apa itu Golden Hour dan kapan terjadinya?
Kalau ada satu faktor penting yang bisa menentukan baik dan buruknya sebuah foto, faktor tersebut adalah cahaya. Sama-sama pemandangan gunung dan sawah, namun hasilnya bisa seperti bumi dan langi saat dipotret dalam dua kondisi pencahayaan yang berbeda.Golden hour dalam fotografi terjadi dalam waktu antara sebelum dan sesudah matahari terbit (sunrise) dan sunset (matahari terbenam). Kalau mau diambil kasarnya kira-kira dari jam 5 sampai jam 7 pagi dan antara jam 5 sampai jam 7 sore. Dalam rentang waktu di kedua waktu tersebut kita bisa mendapatkan kualitas cahaya terbaik saat ingin memotret diluar ruangan.
Saat golden hour, cahaya matahari menerpa subyek foto dari sudut miring sehingga memberi dimensi dan tekstur yang kaya dan memiliki warna keemasan yang hangat. Anda bisa memotret landscape, portrait, sunset/sunrise atau siluet saat golden hour ini dan mendapatkan foto yang lebih cantik.
Bagaimana Golden Hour membuat foto lebih cantik
Sebuah foto landscape yang di ambil di siang bolong mungkin akan tampak seperti ini:Sementara landscape yang sama yang diambil pada saat golden hour bisa tampak seperti ini (karya Jessy CE):
Anda bisa melihat bagaimana kualitas cahaya mempengaruhi foto secara keseluruhan. Gradasi yang tampak dilangit terlihat sangat indah, arah cahaya yang miring membentuk dimensi yang lebih bagus dan memunculkan tekstur yang kaya serta bagaimana warna hangat yang diimbulkan membuat keseluruhan foto tampak lebih cantik.
Menghitung Golden Hour
Kalau gamabaran kasar kapan momen golden hour terjadi seperti diatas belum memuaskan, anda bisa mencari kapan tepatnya golden hour terjadi di lokasi tertentu dengan memanfaatkan beberapa alat, antara lain:- The Golden Hour, adalah situs untuk memperkirakan kapan golden hour berikutnya terjadi pada sebuah lokasi, anda tinggal menunjukkan lokasi dipeta.
- Twilight calculator, mirip seperti situs diatas.
- Menggunakan app Golden Hour untuk IOS atau untuk Android.
Sunday, July 14, 2013
Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Bentuk
4:00 PM
Unknown
No comments
Dalam seri komposisi sebelumnya, kita telah membahas mengenai garis (line) sebagai salah satu elemen penyusun komposisi sebuah foto. Nah, mari kita beranjak ke elemen berikutnya: bentuk (shape).
Pada dasarnya bentuk bersifat lebih fundamental dibandingkan elemen lainnya karena bentuk adalah cara kita memberi identifikasi terhadap sebuah obyek (oh, maafkan kata-kata saya yang sangat abstrak…). Anda hanya bisa mengira-ira seperti apa ya tampang seorang penyiar radio berdasarkan suara yang anda dengar, namun tanpa pernah melihat secara langsung anda hanya bisa menebak. Anda mungkin mencium wangi bunga dan menebak kira-kira jenis bunganya, namun tanpa melihat langsung bentuknya anda tidak akan pernah yakin apakah tebakan anda benar atau salah.
Pada prinsipnya, bentuk memberi foto anda sebuah identitas yang jelas sehingga orang yang melihat tidak perlu menebak-nebak. Sebuah foto siluet seperti foto diatas adalah contoh paling nyata mengenai bentuk.
Saya sudah menulis tips untuk menghasilkan foto siluet secara lebih lengkap, anda bisa membacanya disini.
Implementasi lebih jauh, bentuk geometri juga bisa anda gunakan sebagai patokan dalam menyusun beberapa obyek dalam foto anda sehingga foto anda akan terlihat lebih dinamis sekaligus tertata. Misalkan anda harus memotret 3 orang sekaligus dalam satu foto, jika anda mengatur ketiganya berdiri sama tinggi anda akan mendapatkan sebuah foto yang kaku dan kurang enak dipandang. Lain halnya jika anda menyusun mereka membentuk sebuah segitiga maka secara keseluruhan foto anda akan tampak lebih dinamis, seimbang dan menarik.
Sekedar contoh susunan geometris lainnya:
Oke, selamat bereksperimen dengan bentuk dalam foto-foto anda.
Thursday, July 11, 2013
Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Garis
4:00 PM
Unknown
1 comment
Dalam
dunia fotografi maupun desain, dikenal ada enam elemen penting yang
menyusun komposisi, keenam elemen tersebut adalah: garis (line), bentuk
(shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern) dan warna
(color). Kita akan mengenal aplikasi elemen-elemen tersebut dalam dunia
fotografi. Nah kita mulai dengan elemen pertama: Garis. Kita akan
membahas elemen lainnya dalam posting mendatang.
Dari keenam elemen komposisi foto yang
disebutkan diatas, garis adalah elemen yang terpenting (setidaknya
begitu menurut para pakar). Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk,
tanpa ada bentuk tidak akan ada wujud. Dan tanpa garis serta bentuk,
tidak akan ada pola (pattern). Nah bagaimana anda memanfaatkan
penggunaan garis supaya foto anda makin kelihatan indah? mari kita bahas
bersama.
Sehari-hari kita selalu melihat elemen garis,
hanya mungkin karena terlalu terbiasa mata kita tidak menyadarinya.
Horison (garis cakrawala), alur sungai, garis pantai, pematang sawah,
jalan, rel kereta api, tangga, gedung, ubin keramik dan lainnya. Garis
ada dimana-mana. Pada dasarnya garis bisa dibagi menjadi 4 jenis:
horisontal, vertikal, diagonal dan lengkung. Masing-masing jenis bisa
mewakili pesan dan rasa tertentu bagi mata yang melihatnya dalam bentuk
foto.
1. Garis Horisontal
Garis horisontal memberi kesan stabilitas, tenang, permanen dan kokoh. Contoh paling jelas dari garis horisontal adalah garis cakrawala yang membagi langit dan daratan (atau lautan), garis cakrawala (horison) seperti kaki bagi tubuh: kuat, kokoh, pondasi. Hindari penggunaan garis horisontal tepat ditengah-tengah foto anda karena bisa menimbulkan kesan kaku dan mati. Lebih bagus lagi, carilah garis horisontal yang berlapis-lapis seperti foto dibawah ini:
Garis horisontal memberi kesan stabilitas, tenang, permanen dan kokoh. Contoh paling jelas dari garis horisontal adalah garis cakrawala yang membagi langit dan daratan (atau lautan), garis cakrawala (horison) seperti kaki bagi tubuh: kuat, kokoh, pondasi. Hindari penggunaan garis horisontal tepat ditengah-tengah foto anda karena bisa menimbulkan kesan kaku dan mati. Lebih bagus lagi, carilah garis horisontal yang berlapis-lapis seperti foto dibawah ini:
2. Garis Vertikal
Garis vertikal bisa merepresentasikan kesan kekuasaan dan tinggi (misanya gedung bertingkat) serta pertumbuhan (misal pohon). Hindari meletakkan garis vertikal secara kaku ditengah-tengah foto sehingga membagi foto menjadi 2 bagian.
3. Garis Diagonal
Dibanding garis horisontal dan vertikal, garis diagonal bersifat lebih dinamis. Garis ini memberi nafas dalam komposisi sehingga kesannya lebih hidup. Saat anda mengeksploitasi garis diagonal secara tepat dalam foto anda akan mendapatkan foto yang sangat menarik dan menyedot mata. Gunakan garis diagonal dengan menariknya dari satu sisi ke sisi yang berseberangan.
4. Garis Kurva (lengkung)
Diantara jenis garis lain yang sifatnya formal dan kaku, garis lengkung memiliki sifat luwes dan sangat dinamis. Kalau garis diagonal membuat komposisi terasa lebih hidup, garis lengkung melebihi itu, dia memberi kesan sexy (hmmm… ??) dalam komposisi foto. Garis lengkung kesannya lembut, relaks dan bergerak. Garis lengkung juga sangat dominan di alam, anda bisa menemukan dalam beragam bentuk: gunung, lengkung pantai, ujung daun. Temukan garis lengkung disekitar anda dan foto anda akan lebih keren.
Sekarang anda sudah mengenal 4 jenis garis dalam
elemen komposisi. Saatnya mencari garis di sekitar anda. Latihlah mata
anda untuk mengenali garis-garis ini. O iya, jangan lupa bahwa anda juga
bisa menyertakan beragam garis dalam satu foto, misalnya seperti ini:
Kredit foto (atas kebawah): Valeriano Della Longa, Luigi Torreggiani, U-g-g-B-o-y , Kevin Dooley, Dawn, seier+seier, Ed Siasoco
Monday, July 8, 2013
Mengenal Genre Foto (Bagian 1)
4:00 PM
Unknown
2 comments
Genre diartikan kurang lebih sebagai penggolongan karya dan komposisi
artistik berdasarkan kemiripan dalam bentuk, gaya atau wujudnya. Genre
dalam fotografi bisa dipilah-pilah menjadi menjadi beberapa kategori.
Artikel ini hanya akan mencoba memberi contoh foto beberapa genre utama:
Still life karya Kevin Best
In A Lonely Place karya Gregory Crewdson
Dried Fish karya Ciro Totku
Foto karya Alex Majoli
Adele karya Mert Alas & Marcus Piggott
Tama Library karya Iwan Baan
Cloudy Autumn Morning in the Owens Valley karya Galen Rowell
Tobacco Harvesting karya Manuel Rivera Ortiz
Portfolio karya Joe Buissink
Gardens at the Chateau of Vaux-le-Vicomte karya Yan Arthus Bertrand
Bersambung….
1. Still Life Photography
Contoh foto:Still life karya Kevin Best
2. Fine Art Photography
Contoh foto:In A Lonely Place karya Gregory Crewdson
3. Abstract Photography
Contoh foto:Dried Fish karya Ciro Totku
4. Street Photography
Contoh foto:Foto karya Alex Majoli
5. Fashion Photography
Contoh foto:Adele karya Mert Alas & Marcus Piggott
6. Architectural Photography
Contoh foto:Tama Library karya Iwan Baan
7. Landscape Photography
Contoh foto:Cloudy Autumn Morning in the Owens Valley karya Galen Rowell
8. Documentary Photography
Contoh foto:Tobacco Harvesting karya Manuel Rivera Ortiz
9. Wedding Photography
Contoh foto:Portfolio karya Joe Buissink
10. Aerial Photography
Contoh foto:Gardens at the Chateau of Vaux-le-Vicomte karya Yan Arthus Bertrand
Bersambung….